Memahami Cerita Fabel dan Cerita legenda (Pengetahuan B.Indonesia)
Wednesday, 5 February 2020
Add Comment
Memahami Cerita Fabel dan Cerita Legenda...
1. Pengertian Fabel Adalah
Fabel adalah salah satu dongeng yang menampilkan binatang sebagai tokoh utama. Tokoh tersebut dapat berpikir, berperasaan, berbicara, bersikap dan berinteraksi seperti manusia. Fabel bersifat didaktis untuk mendidik. Fabel digunakan sebagai kiasan kehidupan manusia dan untuk mendidik masyarakat.
√ Ciri-Ciri Fabel
√ Ciri-Ciri Fabel
Adapun ciri-ciri fabel sebagai berikut:
- Tokoh utama binatang.
- Alur ceritanya sederhana.
- Cerita singkat dan bergerak cepat.
- Karakter tokoh tidak diuraikan secara terperinci.
- Gaya penceritaan secara lisan.
- Pesan atau tema kadang-kadang dituliskan dalam cerita.
- Pendahuluan sangat singkat dan langsung.
√ Struktur Teks Cerita Fabel
- Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang gambaran umum isi fabel.
- Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan waktu, tempat & karakter/tokoh.
- Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
- Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
- Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
- Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
√ Jenis Jenis Fabel
Dilihat dari waktu kemunculannya fabel dapat dikategorikan kedalam fabel klasik dan fabel modern yaitu:
- Fabel Klasik
Fabel klasik merupakan cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi tidak ketahui persis waktu munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun lewat sarana lisan.
Ciri-ciri fabel klasik sebagai berikut:
- Cerita sangat pendek.
- Tema sederhana.
- Kental dengan petuah/moral.
- Sifat hewani masih melekat.
- Fabel Modern
Fabel modern merupakan cerita yang muncul cerita yang muncul dalam waktu relatif belum lama dan sengaja ditulis oleh pengarang sebagai ekspresi kesastraan.
Ciri-ciri fabel modern sebagai berikut:
- Cerita bisa pendek atau panjang.
- Tema lebih rumit.
- Kadang-kadang berupa epik atau saga.
- Karakter setiap tokoh unik.
√ Cara Menyusun Atau Membuat Teks Cerita Fabel
- Amatilah perilaku binatang yang ada disekitarmu, kemudian tentukan hal yang menarik yang kamu amati sehingga menjadi tema tulisanmu. Tema yang disarankan berkaitan dengan kebaikan yang dapat diambil dari perilaku binatang.
- Buatlah kerangka teks cerita fabel yang terdiri atas struktur teksnya, yaitu orientasi,komplikasi, resolusi, dan koda. Kamu harus ingat bagian yang termasuk orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
- Buatlah ide pokok atau gagasan yang ingin kamu tulis di dalam keempat bagian teks tersebut.
- Hubungkan antara ide pokok pada setiap bagian itu dengan menggunakan kata sambung yang sudah kamu pelajari. Jika perlu kamu mampu membuat dan menambahkan kalimat lain sehingga teksmu menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
- Ketika menyusun teks berdasarkan hasil pengamatanmu itu, kamu harus menerapkan unsur kebahasaan, seperti ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat.
- Setelah kamu berhasil menyusun teks cerita fabel, baca dan cermati lagi teks hasil karyamu itu. Lengkapi kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Kemudian, diskusikan karyamu itu dengan gurumu. Mintalah dia membaca dan memeriksanya. Jika sudah dianggap sempurna, publikasikanlah teks yang telah kamu susun tersebut di majalah dinding sekolah atau kamu dapat mengirimnya ke media massa di daerah mu. Sebelum dipubliksikan, perbaiki hasil teks yang disusun sesuai dengan masukan teman dan gurumu.
√ Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel
Kaidah kebahasaan atau yang biasa disebut juga sebagai unsur kebahasaan merupakan ciri dari bahasa yang digunakan dalam suatu teks seperti cerita fabel. Adapun berikut akan saya jelaskan unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan dari teks cerita fabel sebagai berikut.
Kata Kerja
Salah satu kaidah atau unsur kebahasaan dalam sebuah teks cerita fabel adalah adanya kata kerja. Kata kerja dalam cerita fabel dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif.
- Kata Kerja Aktif Transitif, adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat, misalnya memegang, mengangkat.
- Kata Kerja Aktif Intransitif, adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimat, misalnya diam.
Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Pada teks cerita fabel sering sekali adanya penggunaan kata sandang si dan sang. Berikut merupakan penggunaan kata sandang si dan sang yang ada pada teks cerita fabel.
Contoh:
1) Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
2) Sang semut mengejek kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
3) Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka.
4) Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
5) “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut. Bedakan dengan contoh berikut ini.
1) “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.
2) Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.
Kata kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan nama. Pada kalimat 2) Kecil ditulis dengan huruf /K/ kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan atau nama julukan.
Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu.
Contoh:
- Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.
- Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur.
- Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
- Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu.
- Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya
Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks.
Contoh:
- Setelah mendengar berita kebakaran itu, Amir pergi ke luar, kemudian berlari, lalu berteriak sambil menangis.
- Lalu, sang semut memegang erat ranting itu.
- Kemudian, sang semut berterima-kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
- Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
Contoh Cerita Fabel
Kupu-Kupu Berhati Mulia
Orientasi
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan ditaman. Ia sangat bahagi, karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana. “Hei,, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”.
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan dimana-mana terdapat genangan lumpur.
Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan ” Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong,,,, tolong…!!
Resolusi
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut. “Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu. Lalu sang semut memegang erat ranting itu.
Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut. “Aku adalah kepomponng yang pernah diejek” kata si kupu-kupu, ternyata kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya”.
Koda
Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
2. Pengertian Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri-ciri yaitu sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi, pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang, bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda dan tersebar dalam bentuk pengelompokan yang disebut siklus yaitu sekolompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Roro Jongrang.
Selanjutnya berbicara mengenai legenda tentunya kita tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai penggolongan legenda, selama ini telah ada atau mungkin banyak ahli yang menggolongkan legenda, namun sampai kini belum ada kesatuan pendapat mengenai hal itu.
√ Ciri-Ciri Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :
- Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
- Bersifat sekuler ( keduniawian ) terjadinya pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
- Sejarah, kolektif maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
- Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah sehingga dikenal luas didaerah-daerah yang berbeda.
- Bersifat siklus yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai panji.
√ Struktur Legenda
Berikut ini terdapat beberapa struktur dari legenda, antara lain sebagai berikut:
- Orientasi, adalah bagian awal dari sebuah cerita fabel. Orientasi berisi pengenalan dari cerita fabel, seperti pengenalan background, pengenalan tokoh, maupun latar tempat dan waktu.
- Komplikasi, merupan klimaks dari cerita, berisi puncak permasalahan yang dialami tokoh.
- Resolusi, berisi pemecahan masalah yang dialami tokoh.
- Koda, merupakan bagian akhir dari cerita. Biasanya berisi pesan dan amanat yang ada pada cerita fabel tersebut.
√ Unsur-Unsur Legenda
Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur dari legenda, antara lain sebagai berikut:
- Tema, gagasan dasar yang menopang sebuah kara sastra dan yang terkandung di dalam teks.
- Tokoh, para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.
- Alur atau plot, peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak berifat sederhana. Peristiwa-peristiwa tersebut tersusun karena adanya sebab-akibat di dalam cerita.
- Latar, latar merupaka landas tumpu terjadinya sebuah peristiwa di dalam sebuah cerita. Latar terbagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
- Sudut pandang,sudut pandang merupakan posisi atau cara penulis dalam menyampaikan peristiwa-peristiwa yang terdapat di dalam cerita.
- Amanat, pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.
√ Jenis-Jenis Legenda
Legenda ini terbagi menjadi empat jenis yaitu :
1. Legenda Keagamaan
Legenda yang ceritanya berkaitan dengan kehidupan keagamaan disebut dengan legenda keagamaan. Legenda ini misalnya legenda tentang orang-orang tertentu. Kelompok tertentu misalnya cerita tentang para penyebar Islam di Jawa.
Kelompk orang-orang ini di Jawa. Kelompok orang-orang ini di Jawa dikenal dengan sebutan walisongo, mereka ialah manusia biasa, tokoh yang memang benar-benar ada, akan tetapi dalam uraian ceritanya ditampilkan sebagai figure-figur yang memiliki kesaktian. Kesaktian yang mereka miliki digambarkan di luar batas-batas manusia biasa.
Sebutan wali songo ada yang menafsirkan bukan berarti Sembilan dalam arti jumlah, tetapi angka Sembilan itu sebagai angka sakral. Penafsiran ini didasarkan pada kenyataan adanya para tokoh penyebar Islam yang lainya.
Mereka berada ditempat-tempat tertentu masyarakat setempat biasanya memandang tokoh tersebut kedudukannya sama atau derajat dengan tokoh wali yang Sembilan orang.
Tokoh-tokoh tersebut seperti Syekh Abdul Muhyi, Syekh Siti Jenar, Sunan Geseng, Ki Pandan Arang, Pangeran Panggung dan lain-lain.
2. Legenda Alam Gaib
Legenda alam gaib yang merupakan legenda yang berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang.
Fungsi legenda semacam ini ialah untuk meneguhkan kebenaran “ takhyul ” atau kepercayaan rakyat. Jadi legenda alam gaib ialah cerita-cerita pengalaman seorang dengan makhluk-makhluk gaib, hantu-hantu, siluman, gejala-gejala gaib dan sebagainya.
Seperti didaerah Jawa Barat ada legenda tentang mandor Kebun Raya Bogor yang hilang lenyap begitu saja sewaktu bertugas di Kebun Raya.
Menurut kepercayaan penduduk setempat hal itu disebabkan ia telah melangkahi setumpuk batu bata yang merupakan bekas pintu gerbang Kerajaan Penjajaran. Pintu gerbang itu, menurut kepercayaan penduduk setempat terletak di salah satu tempat di kebun raya. Tepatnya tidak ada yang mengetahui.
Oleh karenanya penduduk disana menasihati pada pengujung Kebun Raya agar jangan melangkahi tempat antara tumpukan-tumpukan batu bata tua, karena ada kemungkinan bahwa di sanalah bekas pintu gerbang kerjaan zaman dahulu itu.
Jika kita melanggarnya, maka kita akan masuk ke daerah gaib dan tidak dapat pulang lagi ke dunia nyata. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.
3. Legenda Perorangan
Legenda perorangan merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi.
Di Indonesia legenda semacam ini banyak sekali misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumtra, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali.
4. Legenda Lokal ( Setempat )
Legenda lokal ialah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau dan sebagainya.
Misalnya:
- legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra,
-Sangkuriang (Legenda Gunung Tangkuban Perahu) di Jawa Barat,
- Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah
- Desa Trunyan di Bali.
0 Response to "Memahami Cerita Fabel dan Cerita legenda (Pengetahuan B.Indonesia)"
Post a Comment