Materi Macam-macam Majas (Pengetahuan B.Indonesia) - Pengetahuanumum21

Materi Macam-macam Majas (Pengetahuan B.Indonesia)



Majas atau 
gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan 
bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.[1] Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya puisi dan prosa. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan dengan prosa.

Berikut ini akan kita bahas mengenai macam majas atau jenis majas dan contohnya tersebut satu persatu.

> Majas Perbandingan
Jenis majas ini adalah salah satu gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Dalam majas perbandingan, teman-teman akan menjumpai beberapa subjenisnya.

1. Personifikasi
Gaya bahasa ini biasanya akan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya dengan manusia.

Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.

2. Metafora
Metafora adalah salah satu dari meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin diberikan dalam bentuk ungkapan.

Contoh: Pegawai tersebut adalah tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan sangat yang dipercaya.. Asosiasi
3. Asosiasi adalah bisa membandingkan dengan dua objek yang berbeda, akan tetapi ini bisa dianggap dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.

Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Misalkan, keduanya mempunyai wajah yang hampir mirip kita lihat.

4. Hiperbola
Hiperbola adalah salah satu dari ungkapan suatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.

Contoh: Orang tuanya akan merasa keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.

5. Eufemisme
Eufemisme adalah dari Gaya bahasa yang akan digantikan dengan kata-kata yang menganggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus.

Contoh: Di setiap universitas atau perusahaan sekarang akan diwajibkan untuk menerima fabel. Difabel akan menggantikan frasa “orang cacat”.

6. Metonimia
Metonimia adalah salah satu yang bisa menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.

Contoh: Supaya laparnya cepat hilang, lebih baik makan sate. Sate di sini merujuk pada makan yang sehat.

7. Simile
Simile ini salah satu yang hampir sama dengan asosiasi yang akan digunakan kata hubungan bak, bagaikan, ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.

Contoh: Sifatnya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

8. Alegori
Alegpri adalah menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.

Contoh: Suami adalah salah satu nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.

9. Sinekdok
Sinekdok adalah dari Gaya bahasa yang akan terbagi menjadi dua bagian, mislakan seperti sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur hanya untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda.

Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.

Contoh:

Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.

Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.

10. Simbolik
Simbolik Gaya bahasa yang bisa membandingkan dengan manusia melalui sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.

Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.

> Majas Pertentangan
Majas pertentangan ialah dari kelompok majas yang sudah mempunyai ciri khas dengan gaya penuturan dan akan mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan makna yang sebenarnya.

Penuturan dengan majas pertentangan bisa dibilang dengan memperkuat salah satu makna dari sesuatu yang diutarakan, suatu saat akan di lawan bicara atau pendengar akan terkesan terhadap apa yang diucapkan. Majas ini bisa dibedakan menjadi empat bagian.

Majas pertentangan dari gaya bahasa yang sudah menggunakan dengan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. macam ini dapat dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai berikut.

1. Litotes
Litotes Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes salah satu daru ungkapan untuk merendahkan diri, padahal dari kenyataan yang sebenarnya dengan sebaliknya.

Contoh: Selamat datang ke aula kami ini. Aula mempunyai artian sebagai rumah kita.

2. Paradoks
Paradoks adalah salah satu yang bisa membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikannya.

Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku terasa kesepian.

3. Antitesis
Antitesis adalah yang bisa memadukan dengan pasangan kata yang artinya bertentangan.

Contoh: Drama tersebut disukai oleh anak kecil dan para pemuda.

4. Kontradiksi Interminis
Kontradiksi interminis salah satu dauri Gaya bahasa yang akan menyangkal dengan ujaran yang sudah dijelaskan dengan sebelumnya. Terkadang ini bisa diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja.

Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.

> Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas atau dari gaya bahasa yang bisa mengungkapkan dengan sebuah sindiran pada seseorang.

Penggunaan majas sindiran ini hanya untuk bertujuan dengan meningkatkan makna dan kesannya terhadap seseorang yang membaca atau mendengar. Majas sindiran akan dibagi menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Majas Ironi
Majas ironi adalah dari jenis paling halus dari majas sindiran. Penggunaan majas ironi terkadang untuk bisa mengungkapkan dengan sindiran halus yakni dengan menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan makna sesungguhnya.

Contoh:

– Rapi sekali tempat tidur mu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.

– Kamu sangat pantas menjadi pilot, keahlainmu memang benar-benar tak bisa dibayangkan sama sekali.

– Pekerjaanmu cepat sekali. Pekerjaan yang seharusnya kau serahkan yang lalu namun sampai hari ini belum tuntas juga.

2. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah salah satu dari majas yang bisa mengungkapkan dengan kata sindiran secara kasar dan umumnya akan digunakan untuk mengkritik atau mencemooh sesuatu baik berupa ide/maksud/rencana.

Contoh:

– Suaramu sangat keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.

– Apabila saya jadi dirimu, saya sudah lama meninggalkannya. Ucapan dan perlakuan kasarnya benar-benar tidak bisa dimaafkan.

3. Majas Sarkasme
Majas sarkasme merupakan kelas tertinggi dari jenis majas sindiran karena majas sarkasme mengungkapkan sindiran secara langsung dengan kata-kata yang kasar dan keras.

Contoh:

– Kamu hanya sampah masyarakat tahu!

– Dasar pemalas! Pantas saja setiap hari ibumu marah-marah, tak ada satupun pekerjaan rumah yang kau bisa kerjakan. Yang kau tau hanyalah bermain dan menonton televisi.

4. Majas Satire
Majas Satire merupakan yang hampir sama dengan majas sarkasme yaitu dengan mengungkapkan sindiran dengan keras bahkan bisa juga dengan keras, akan tetapi untuk bisa membedakan adalah majas satire ini yang bisa digunakan dengan kata-kata ungkapan dalam menyatakan sindiran.

Contoh:

– Apa bapakmu tak pernah memberikanmu makanan yang enak? Kamu sangat rakus sekali saat acara makan bersama komunitas kita kemarin.

– Kami semua tidak akan menyangka kau mempunyai kepribadian seburuk itu. Bahkan dia sudah begitu baik dan peduli padamu tapi kau malah menganggap dirinya sebagai pengganggu dalam hidupmu.

5. Majas Innuendo
Majas Innuendo adalah salah satu dari macam majas sindiran yang sangat sedikit berbeda dengan yang lainnya, majas tersebut bisa mengungkapkan sindiran dengan mengecilkan fakta yang sebenarnya.

Contoh:

– Lepaskan saja, jangan terlalu berlebihan! Itu hanya seekor cacing besar, kau tak perlu mati ketakutan seperti itu.

– Berhentilah menangis hingga kamar mu ini serasa akan banjir. Dia hanyalah seorang perempuan yang tidak baik, di luar sana masih banyak perempuan baik yang sedang menantimu.

– Anda bisa berhenti untuk bersikap seolah olah kau ingin mati. Kamu mungkin hanya gagal menjadi juara di kejuaraan, bukan  berarti dari kehilangan separuh nyawamu.

– Semua pasti akan mengira tak mengerti kenapa kau harus begitu marah kepadanya. Bukankah dia hanya tidak menepati janjinya padamu, bukannya berselingkuh di belakangmu.

– Kamu sudah tidak perlu dendam pada mereka. Dari kesalahan mereka hanya bisa untuk membicarakan dengan sembarangan saja, namun mereka tidak sampai menyakitimu dengan pisau belati.

> Majas Penegasan
Majas penegasan adalah salah satu dari majas atau gaya bahasa yang akan diulang suatu kata dengan tujuan untuk menegaskan tentang sesuatu.

Penegasan tersebut akan diungkapkan melalui pengulangan kata yang sama akan tetapi ini sangat berbeda dengan maupun kata yang tidak sama, akan tetapi maknanya masih berkaitan. Majas penegasan ini sudah dikenal dengan sebutan majas pengulangan.

Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Jenis ini dapat dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut.

1. Majas Pleonasme
Majas pleonasme yang akan digunakan dengan kata yang berlebihan untuk menegaskan arti dari suatu kata yang sebenarnya tidak diperlukan.

Bisa juga dengan menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan tidak efektif, akan tetapi ini salah satu yang sudah sengaja untuk menegaskan suatu hal ini.

Contoh:

– Beliau akan masuk ke dalam ruangan tersebut dengan pandangan wajah semringah.

–  Jangan biarkan dia akan menangis yang berurai airmata karena dengan kata-kata kasarmu.

2. Majas Repetisi
Majas repetisi yang akan digunakan dengan kata, frasa dan klausa yang sama secara berulang-ulang dalam satu kalimat.

Contoh:

– Ia seorang pelakunya, ia pencurinya, ia yang mengambil kalungku.

– Dia akan menepati janjinya, saya pun sangat percaya kepadanya, dia pasti akan menepati janjinya dari ku.

3. Majas Retorika
Majas retorika adalah berupa pertanyaan akan tetapi dengan sebenarnya tidak akan membutuhkan dengan jawaban karena pertanyaan tersebut hanya bersifat menegaskan.

Bisa juga dengan memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu lagi utuk dijawab nya.

Contoh:

– Kapan pernah terjadi harga barang dengan kebutuhan pokok turun ketika hari raya?

– Mengapa kami semua harus terus berdebat, bukankah ini hanya sebuah perbedaan pendapat hanya biasa saja?

5. Antiklimaks
Majas antiklimaks yang bisa mengungkapkan dengan sesuatu hal secara berurutan, dari yang kompleks atau yang sudah berpaling penting menurun ke hal yang sederhana.

Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah.

Contoh:

– Masyarakat perkotaan, perdesaan, sampai yang tertinggi di dusun seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing.

6. Pararelisme
Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yaitu hanya bisa untuk mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang sangat berbeda.

Apabila ini pengulangannya ada di pertama, bisa juga disebut dengan sebagai anafora. akan tetapi, apabila kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora.

Contoh majas:

Kasih itu sabar.
Kasih itu lemah lembut.
Kasih itu memaafkan.

7. Majas Tautologi
Majas Tautologi adalah salah satu yang sudah digunakan dengan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran.

Contoh:

– Hidup ini akan terasa damai, tenteram, dan bahagia apabila ini semua anggota keluarga saling menyayangi.

0 Response to "Materi Macam-macam Majas (Pengetahuan B.Indonesia)"

Post a Comment

Iklan Tengah

Iklan Bawah Artikel