Memahami Kata Berimbuhan (Pengetahuan B.Indonesia) - Pengetahuanumum21

Memahami Kata Berimbuhan (Pengetahuan B.Indonesia)


Kata Berimbuhan

Kata berimbuhan atau imbuhan atau yang juga disebut sebagai afiks merupakan bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata baik itu di awal, tengah, akhir, atau gabungan di antara ketiga imbuhan tersebut guna membentuk kata atau frasa baru yang maknanya masih berkaitan dengan kata yang pertama. Kata berimbuhan merupakan kata yang sudah mengalami proses pengimbuhan (afiksasi).
Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, afiks merupakan bentuk terikat yang jika ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengalami perubahan makna gramatikal (seperti prefiks, infiks, konfiks, dan sufiks). Arti lainnya, afiks adalah bentuk (atau morfem) terikat yang digunakan untuk menurunkan kata imbuhan.

Baca Juga : Pengertian Teks Biografi
Pemakaian imbuhan atau afiks juga dapat mengubah kelas kata. Kata benda bisa menjadi kata sifat, kata sifat bisa jadi kata keterangan, kata kerja bisa menjadi kata benda, dan lain sebagainya.
Contoh :
  • Batu tersebut berukuran sangat besar. (batu merupakan kata benda) —–> Dia diam membatu tak mau bicara apa-apa. (Membatu = kata kerja).
  • Andi sedang mandi saat ini. (mandi adalah kata kerja). —–> Pemandian di daerah tersebut ramai dikunjungi wisatawan. (Pemandian = kata benda).
Kata imbuhan atau afiks dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan letaknya, frekuensi penggunaannya, dan asal muasalnya.
a. Menurut Posisinya
  • Prefiks atau awalan = imbuhan yang terletak di awal kata dasar, contohnya : meng, ter, ber, ke, per, peng, se, dan lainnya.
  • Sufiks atau akhiran merupakan imbuhan yang terletak di akhir kata dasar, misalnya -an, -kan, -nya, -i
  • Infiks atau sisipan merupakan imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar, contoh : em, el, in, er, ah.
  • Konfiks atau simulfiks merupakan  imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar sekaligus, misalnya : ke-an,  ke-an, per-an,  ber-an, di-i  di-kan, peng-an, me-kan, memper-i, memper-kan.
b. Menurut Frekuensi Penggunaannya.
  • Afiks produktif, yakni imbuhan yang memiliki frekuensi penggunaan yang tinggi. Contohnya seperti : meng-, peng-, per-, se-, ber-, dan lainnya.
  • Afiks tak produktif yakni imbuhan yang memiliki frekuensi penggunaan rendah. Contoh: -em, -is, -er, -el, -wati, dan lainnya.
c. Berdasarkan Asal Muasalnya (Afiks Asing)
  • Akhiran/sufiks dari bahasa Sansekerta : -wan, -man, -wati.
  • Akhiran/sufiks dari bahasa Barat : -isme, -al, -or, -if, -tas, -logi, -is, -ika, (asi), dsb (kata benda), -is, dan lain sebagainya.
  • Akhiran/sufiks dari bahasa Arab :  -i, -wi, -at, -ah, -in.

Tata Cara Penulisan Kata Berimbuhan yang Benar

Berdasarkan PUEBI, berikut ini beberapa aturan penulisan kata berimbuhan :
A. Imbuhan (awalan/prefiks, sisipan/infiks, akhiran/sufiks dan juga gabungan awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya :
  • Ia berjalan sendiri di tengah hutan.
  • Lukisan itu sangat indah sekali.
  • Jika ada kemauan, di situ pasti ada jalan.
  • Tubuh ibu gemetar mendengar kabar anaknya meninggal dunia.
  • Kamus dapat mempermudah kita belajar bahasa asing.
Catatan : imbuhan yang diserap dari unsur asing seperti -wan, -wi, -isme, atau -man ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya :
  • Iwan Fals merupakan salah satu seniman handal dari Indonesia.
  • David berprofesi sebagai kamerawan.
  • Jangan hanya memikirkan duniawi saja, sebab dunia hanya bersifat sementara.
  • Fanatisme suporter tim sepakbola tersebut sangatlah tinggi.
B. Bentuk terikat dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh :
  • Banyak turis mancanegara yang hadir di Pulau Bali.
  • Seminar itu diadakan di Gedung Pascasarjana Universitas Jember.
  • Roy mengikuti ekstrakurikuler basket di sekolahnya.
  • Narapidana kasus narkoba dimasukkan ke sel Nusakambangan.
  • Dia terlihat sangat proaktif.

0 Response to "Memahami Kata Berimbuhan (Pengetahuan B.Indonesia)"

Post a Comment

Iklan Tengah

Iklan Bawah Artikel